Kuliah Praktisi MK Perencanaan Pembelajaran oleh Dr. Ristiwi Peni, M.Pd. tentang Kurikulum Sekolah Penggerak
Salah satu program Merdeka Belajar dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah Kurikulum Sekolah Penggerak yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022. Program tersebut bertujuan mewujudkan visi Pendidikan yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Perjuni 2021 salah satu sekolah yang melaksanakan kurikulum tersebut adalah SMA Negeri 3 Sidoarjo dipimpin langsung oleh kepala sekolah Ibu Dr. Ristiwi Peni, M.Pd. Pengalaman Ibu Dr. Ristiwi Peni, M.Pd mengenai implementasi Kurikulum Sekolah Penggerak akan dibagikan melalui kuliah praktisi dalam MK Perencanaan Pembelajaran yang dihadiri oleh Ketua Jurusan Kimia, Kaprodi Pendidikan Kimia, Bapak/Ibu Dosen Pengampu MK, Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Kimia, dan Mahasiswa PKA, PKB, PKU Angkatan 2020 Unesa.

Kemendikbudristek merumuskan 6 dimensi Pelajar pancasila memiliki yaitu (i) beriman, (ii) bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, (iii) berkebinekaan global, (iv) bergotong royong, (v) mandiri, (vi) bernalar kritis dan kreatif. Ibu Ristiwi menjabarkan dalam upaya mencapai pelajar pancasila maka telah dilakukan penyesuaian dengan kurikulum sekolah penggerak. Salah satu contohnya yaitu dalam merencanakan pembelajaran maka memerlukan beberapa aspek: mempertimbangkan karakteristik peserta didik (minat/bakat), membangun kapasistas belajar sepanjang hayat, erat dengan konteks kehidupan dan budaya siswa, melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra, dan berorientasi pada masa depan berkelanjutan.
Beberapa hal yang mencolok terjadi perubahan apabila mengaplikasikan kurikulum sekolah penggerak yaitu intrakulikuler kimia yang mulanya 3 JP diubah menjadi intrakulikuler kimia 2 JP dengan ko-kurikuler 1 JP untuk pelaksanaan projek menghasilkan produk. Guru dalam merencanakan pembelajaran harus merancang modul ajar (dikenal sebeumnya sebagai RPP) dan modul projek. Modul projek berisi beberapa tema yang dikembangkan hasil kolabrasi lebih dari 1 disiplin ilmu, sehingga dapat mendorong terciptanya kreativitas siswa. Produk karya ini nantinya akan diseminarkan dan dipamerkan dalam suatu event sekolah. Selain itu nilai rapot kimia dijadikan satu nilai dari hasil integrasi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang diases melalui ujian formatif dan sumatif. Salah satu contohnya pada ujian kognitif berupa soal mengandung aspek literasi dan numerasi yang mengacu pada Asesmen Nasional berbasis HOTS.
Kuliah praktisi ini sangat penting secara kontinu dilakukan, karena dapat memuka terjalinnya interaksi dua arah antara praktisi dan dosen/ mahasiswa terhadap perkembangan pelaksanaan pendidikan di jenjang sekolah menengah. Hal ini guna sebagai pertimbangan Prodi Pendidikan Kimia untuk dapat memfasilitasi dan membekali mahasiswa yang nantinya berprofesi sebagai guru kimia (salah satu profil lulusan pendidikan kimia Unesa) siap dalam hal merencanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah penggerak. Berikut dokumentasi diskusi interaktif antara dosen/mahasiswa dengan Ibu Ristiwi sebagai Praktisi Pendidikan:


